Mengambil jatahnya bersama dengan Anna. Arthur mengambil teh hangat dulu dan dibawa ke kamar. Sang istri dengan kemeja tipisnya sudah menunggu, dan tanpa celana? Oh, Arthur sangat tergoda sampai kepalanya terasa pening. “Aku membawakanmu teh supaya tidurmu nyenyak, Sayang.”
“Astaga, aku sudah berdandan secantik mungkin. Apa benar-benar akan tidur?”
Arthur tertawa, duduk di sofa dan merentangkan tangannya. Sontak saja Anna langsung berlari dan duduk menyamping di pangkuan suaminya. Malam hari ini si tampan akan menjadi miliknya setelah seharian harus melayani Putrid an Pengeran mereka. Anna memeluk erat, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang suami.
“Rindu?”
Anna mengangguk tanpa ragu. “Aku ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu. Bukan hanya malam hari saja.”
“Maaf. Jika pekerj
