Hari semakin petang dan Rosaline belum juga kembali ke kamar. Kumainkan gelas kristal berisi wine di tangan sambil memikirkan semua rencana yang sudah berjalan dengan baik. Tidak, kupikir tidak cukup baik. Pintu kamarku terbuka, memperlihatkan wanita paruh baya yang masih saja memancarkan kecantikannya. Kuletakkan gelas kristal di atas meja dan menatap wanita cantik itu yang kini duduk di hadapanku. "Tidak seperti rencana, putramu memang b******n sesungguhnya," ucap Rosaline dengan penuh amarah. "Maafkan aku, aku tidak tahu jika mereka ingin menghancurkan Ivy," jawabku sambil menunduk. Ya, rencana kami memanglah meminta Ivy untuk menggoda ketiga putraku. Dan dengan akhirnya mereka bertiga lepas kendali lalu memperkosa Ivy, tetapi sialnya mereka bertiga berniat menghancurkan Ivy, satu-s