Dirga bangun di tengah malam saat suara rintihan terdengar dari sisi sebelahnya. Delia dengan mata terpejam terus meracau. Menyebutkan satu nama yang tidak asing di telinga Dirga. Delia terus mengulang nama itu disertai ucapan permintaan maaf. Dirga mencebik kesal. Bisa-bisanya gadis itu menyebut nama laki-laki lain di samping suami sendiri. "De! Delia." Dirga menggoyangkan bahu Delia. "Hei ...." Saat menyentuh pipi barulah Dirga menyadari sesuatu. "Hardi kamu di mana? Aku minta maaf." "Delia, Sayang. Kamu sakit? Badan kamu panas banget, Sayang." Dirga mulai dilanda kepanikan. Ia buru-buru bangkit dan menyalakan lampu kamar. Terduduk menghadap Delia yang masih mengeluarkan kalimat yang sama. "Waduh, ini gimana?" Dirga gelagapan. Menggaruk kepala tak gatal, lalu beranjak turun dari