"Delia sayang, daripada jenuh liatin Dirga kerja, gimana kalo temenin Mama nyalon. Sekalian kamu juga. Ini rambutnya dirapihin lagi, udah kepanjangan," ajak Rima.
Sudah hampir satu jam mereka duduk mengobrol di dalam ruangan Dirga. Suara tawa keduanya bahkan menganggu konsentrasi Dirga yang sudah mulai kembali pada rutinitas. Sesekali ia melirik dua wanita yang teramat dicinta-i-nya itu dengan tatapan takjub.
"Boleh, kalo Mas Dirga ngasih izin."
Delia menatap ke arah Dirga yang pura-pura tidak mendengar. Gadis itu menegurnya lagi, "Gimana, Mas? Boleh, gak?"
Dirga mendongak untuk panggilan ke dua dari istrinya itu. Ia kemudian mengangguk. "Jagain, Ma. Delia suka nakal. Nanti bukannya pergi ke salon biar cantiknya dilihat Dirga, malah tebar pesona," ucap Dirga. Tangannya sibuk memutar-
