Suara ketukan pada pintu kamar mengalihkan atensi Dirga yang sedang berusaha menggali informasi mengenai Delia. Ia tidak bodoh untuk tetap diam menuruti perkataan orang tuanya begitu saja. Delia pergi dari rumah dan ia tidak melakukan apa pun? Itu sungguh tidak mungkin. “Siapa?” “Ini bibi, Den.” “Oh, masuk aja, Bi, gak dikunci.” Bi Jumiasih menyembul dari balik pintu. Wanita itu ragu mendekat. “Aden lagi sibuk?” Dilihatnya sang juragan muda sedang mengotak atik laptop yang ia ambilkan kemarin malam. Itu pun secara diam-diam sebab Rima melarang Dirga menyentuh gadget jenis apa pun. “Nggak juga, Bi. Kenapa?” “Itu, Den. Anu … eum … bibi teh ….” Jumiasih gugup. Kesepuluh jemarinya saling bertaut. Wajah yang sudah menunjukkan penuaan itu terlihat pucat. “Bibi jangan takut. Mama sama Papa