Suara tangis bayi terdengar memenuhi ruangan hingga ke luar. Dirga yang sedari tadi mondar mandir bak setrikaan, kontan menengok ke dekat pintu. Terdapat kaca buram di sana. Tidak jelas apa yang ada di dalam. Tak sabar Dirga merangsek masuk. Seorang ners menghampirinya. “Selamat, Pak. Sudah lahir dengan selamat. Putri Anda sangat cantik.” Dirga tersenyum kaku. “Istri saya bagaimana?” tanya Dirga tak sabar ingin mengetahui keadaan Delia. “Ibu Delia masih dalam penanganan dokter Shindya.” Ners tersebut menyahut, lalu mendekat ke sudut ruangan mengambil sebuah kain. Dirga langsung menghampiri Delia. Dia meminta maaf sebab tak sanggup menyaksikan Delia secara langsung saat bayi itu lahir. "Sayang." "Gak apa-apa, Mas," sahut Delia datar. Tidak ada rona kebahagiaan di wajah Delia. Dia men