Tepat menjelang malam hari dimana Gia dan Steven akan menikah besoknya, Gia kedatangan tamu istimewa yang sangat dihindarinya itu. Ibu dan Ayah tirinya. Mereka datang ke hotel tempat Gia berada. Kedatangan mereka disambut baik oleh Steven yang sudah sejak tadi menemani Gia. Larangan untuk tidak bertemu alias pingit, tidak lagi dihiraukan Steven. Ia tetap datang dan menemani Gia. “Gia,” Terlihat jelas di raut wajah Ibu, ia begitu merindukan Gia. Tapi tidak ada reaksi apapun dari Gia, selain menatap datar ke arahnya dan membuang muka saat melihat lelaki paruh baya yang bisa dipastikan usianya jauh berbeda dengan Ibu. Ibu lebih tua dari lelaki itu, meski Ibu senantiasa menutupi kekurangannya dengan make up dan perawatan mahal. Tapi usia tidak bisa dibohongi, kerutan wajah yang mulai terl

