Menangis dipagi hari membuat kepala Gia sedikit nyeri. Tidak sembuh hanya dengan kopi dan obat pereda nyeri saja, nyatanya sembab di wajahnya masih terlihat. Itu yang bisa Bastian tangkap dari tatapannya, saat memperhatikan Gia dari kejauhan. Setelah ibunya pergi, Bastian tiba-tiba ingin menemui Gia. Entah dorongan apa yang membuat begitu ingin melihat wanita itu dan wajah cantiknya tidak secerah biasanya. Hari ini suram, bahkan beberapa kali Bastian melihat Gia menghela. Mungkin karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, atau mungkin lelah karena ada hal lain yang mengganjal hatinya. Bastian tidak suka melihatnya. Ia pun segera menghampiri Gia, yang saat itu tengah bersama Vina dan Diana. “Gia, tolong ke ruangan saya sebentar.” Ucap Bastian. Wanita itu langsung menoleh. Bahkan