“Mau nginep lagi?!” Tatapan Adi penuh dengan kekesalan saat seorang lelaki kembali mengetuk pintu rumahnya. “Iya.” Jawabnya tanpa ekspresi, bahkan langsung mendorong paksa Adi, agar ia bisa segera masuk. “Kenapa nggak balik aja sih?! Kayak nggak punya rumah.” Gerutunya kesal. “Malam terakhir.” Jawabnya lagi. “Mungkin.” Lanjutnya dengan ekspresi yang semakin membuat Adi sebal. “Dokter Steven tau kan, saya punya pacar?!” Adi masih berdiri dengan wajah kesalnya, sementara Steven sudah duduk di sofa sambil membuka laptop dari dalam tasnya. “Tau, kenapa?!” “Dia mau kesini!” “Silahkan. Ini rumah kamu, saya nggak akan melarang. Kalian punya kamar khusus kan, saya bisa di kamar sebelah dan saya jamin nggak akan berisik, walau kemungkinannya kalian yang akan menimbulkan suara-suara aneh