Ikhlas memang tak segampang omongan. Benar harus sakit dulu, hancur dulu, nangis dulu, tersiksa mental dulu, berdamai dengan luka hingga semua bisa terbiasa. Itu semua butuh waktu. Seperti itulah yang sekarang Jingga dan Gala jalani. Bedanya Jingga sudah ada Max yang sepenuh hati menemani langkahnya yang terseok. Sementara Gala justru harus berhadapan dengan perempuan yang telah menghancurkan hidupnya. Tapi, inilah cara yang Gala pilih. Berdampingan dengan lukanya melihat Jingga yang tengah meniti langkah menuju pernikahan, sembari membalas para manusia biadab yang masih tidak tahu diri itu. Dia berusaha berlapang hati merelakan Jingga yang sudah memilih jalannya sendiri. Sadar, jika dirinya masih terus menggenggam apa yang sudah tak mungkin mereka miliki, justru akan membuat semua orang