80. Kehilangan

1934 Kata

Malam itu Cakra dan Wulan kembali bersama di kediaman Cakra. Napas keduanya mulai terengah-engah, Cakra mengikat kedua tangan Wulan menggunakan dasinya kemudian melilitkannya di atas ranjangnya. Cakra menyalakan api pada tubuh mereka berdua membuat keduanya merasa sangat panas. Wulan mulai menatap wajahnya dengan memelas. Dia melihat kedua mata Cakra yang kini menatapnya dengan tatapan tajam. Jelas sekali Cakra tidak akan pernah melepaskannya begitu saja. Cakra memiliki proyek besar di tangannya, pacar yang cantik di sisinya. Cakra lebih tertarik dan bersemangat dari biasanya, terutama Wulan, yang sudah mabuk dengan napas tidak teratur masih memeluk leher Cakra menggunakan kedua lengannya. Cakra ingin terus melakukannya tanpa bisa berhenti. Malam itu Wulan hampir tidak bisa tidur karen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN