Risma ingin menjerit, tapi rasanya sangat sulit. Wanita paruh baya itu amat ketakutan, ia disandera oleh pria yang kini memegang tangannya kuat. "Ja-jangan perkosa aku!" pinta Risma dengan sedikit terbata-bata. Pria itu malah mengikat Risma di kursi. Mengikat tangan dan kakinya tanpa ampun. "Lepaskan aku! Apa yang kamu mau?! Be-berapa uang yang kamu inginkan? Sebutkan saja, tapi tolong jangan perkosa aku!" teriak Risma lagi dengan sangat memohon. Dewo, pria yang sekarang wajahnya ditutupi itu tersenyum tipis. Ia ingin sekali mentertawakan mertuanya itu. "Siapa pun penjahatnya … mana ada yang mau memperkosa wanita tua sepertimu? Tidak menggairahkan sedikit pun. Jangan banyak bermimpi." Risma mencoba menajamkan pendengarannya. Dari suaranya, seperti tidak asing. Namun, siapa pun pria itu

