Cindy hanya bisa menatap pilu Libra tanpa bisa berkata. Dia tidak tahu sama sekali kenapa tiba-tiba mendadak para direktur itu menangguhkan semua kontrak Libra. Sepertinya ada yang aneh. Terlebih Libra tak membuat masalah apapun, hanya sekadar sensasi perceraian saja tak ada yang lain. "Apa kamu tidak merasakan ada suatu kejanggalan di sini?" ceplos Cindy tiba-tiba. Libra yang tertunduk dalam meratapi nasib malangnya menegakkan wajah menatap lurus Cindy yang kini beralih duduk di depannya. "Janggal bagaimana maksudmu?" "Semua kontrakmu batal setelah tiga kontrak besar secara ditangguhkan. Sedangkan direktur pemegang tiga kontrak besar itu adalah rekan dari Pak Damar. Apakah ini ada kaitannya dengan itu? Apakah ini artinya masalahmu dengan dia belum berakhir?" Memang pimpinan perusahan