Mata Damar melebar membulat penuh menatap pemandangan menjijikan di depannya. Bagaimana bisa istri dan adiknya melakukan ini padanya? Kejam sekali! Keterlaluan!
"Lib, aku tidak tahu bila kamu rupanya berselingkuh dengan adikku sendiri. Bukan tepatnya adik haramku ini." Sejenak Damar menatap Virgo dengan tatapan tajam lalu kembali menatap Libra dengan penuh emosi membuncah yang tak bisa dibendung lagi.
Virgo memang adik Damar, tepatnya anak haram dari selingkuhan ayahnya yang tak pernah dinikahi dan sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Entah kenapa pria menyebalkan ini yang sudah hidup terpisah jauh dari keluarga intinya tiba-tiba saja dipungut ayahnya, dibiayai segala macam keperluannya hingga diajak tinggal di rumah ini, meski Virgo sendiri sebenarnya tidak mau. Dia sendiri benci dengan ayahnya juga seluruh keluarga ini yang sudah menelantarkan hidupnya dan ibunya di luar sana selama belasan tahun.
"Damar, please. Ini tidak seperti yang kamu kira. Aku pikir yang datang tadi adalah kamu. Aku tidak tahu karena lampu mati," kilah Libra membela diri. Wanita dengan paras nyaris sempurna ini sangat syok dan menyesali kejadian ini.
"Salah paham apa yang kamu maksud? Sudah jelas kamu dan dia melakukan hal terlarang. Apa lagi yang bisa kamu jelaskan?" sengit Damar.
"Lib, aku tak perlu dengar penjelasanmu lagi. Semua sudah cukup jelas bagiku. Apapun penjelasanmu padaku tak ada artinya lagi sekarang!" Damar menatap nyalang Libra dan Virgo bergantian.
Hati Libra carut marut sekarang. Musibah apalagi yang dia dapat kini? Beberapa saat lalu semuanya baik-baik saja tapi kenapa sekarang seperti neraka yang membakarnya habis menjadi abu? Damar tak memberinya kesempatan untuk menjelaskan, juga tak mau menerima penjelasannya.
Tidak! Aku tak boleh berakhir begini. Ini bukan rencanaku. Pria ini ... dia yang bersalah melakukan semua ini. Aku hanya ingin hidup bahagia saja dengan Damar.
Libra kemudian beralih menatap tajam Virgo. Lelaki di sampingnya ini yang seharusnya bertanggung jawab dan menjelaskan semua ini tapi dia malah bungkam seribu bahasa.
"Virgo ... kenapa kamu melakukan ini padaku? Kita bahkan jarang bicara dan tidak dekat. Kamu tahu aku ini kakak iparmu. Tapi apa yang kamu perbuat padaku? Kamu telah mengambil sesuatu yang seharusnya tak kamu ambil. Kembalikan apa yang telah kamu ambil padaku sekarang juga!"tuntut Libra dengan mata nanar.
Virgo yang sudah memakai celana turun dari ranjang sembari memakai kemeja hitam yang tadi dilepasnya. Pria bermata elang ini kini berdiri di samping Libra tanpa rasa sesal atau bersalah sedikit pun.
"Libra ... kamu tak seharusnya menikah dengan dia. Pria b******k macam Damar ini. Bila kamu menjadi istrinya, hidupmu akan merana. Kamu belum tahu saja seperti apa warna aslinya. Aku sudah menyelamatkan dirimu darinya."
Virgo bukannya minta maaf atau menyesal di depan Libra, namun malah menjelek-jelekan Damar, juga meracau tak jelas yang semakin menyulut emosi Libra.
"Virgo jaga mulutmu! Jangan sembarangan bicara kamu. Kamu sudah mengambil sesuatu yang paling berharga dariku lalu kamu masih menghujatku dengan pernyataan murahan tak berdasar seperti itu!" Damar
yang mendengar pun semakin panas. Bisa-bisanya Virgo menjelek-jelekkan dirinya.
Detik berikutnya Damar melayangkan kepalan tinju yang berhasil mendarat di d**a Virgo. Bagi Damar satu pukulan saja tak cukup untuk menebus apa yang telah diambil Virgo darinya. Ia kembali melayangkan beberapa pukulan namun sayang pukulan itu berhasil ditepis Libra.
Suara keributan dari kamar ini terdengar sampai keluar hingga mengundang yang lain berbondong-bondong datang ke kamar Damar. Mereka semua tersentak kaget melihat kejadian menjijikkan ini.
"Astaga! Libra baru saja menikah sudah selingkuh dengan adiknya suami sendiri di hari pernikahan. Wanita macam apa dia?"
"Astaga! Apa maksudnya ini. Libra kamu membawa aib atau sengaja menorehkan aib di keluarga ini?"
"Aku tidak melakukan itu, sungguh," jawab Libra membela diri dengan suara serak penuh ketakutan.
Libra semakin gemetar menyaksikan banyak pasang mata yang kini menatapnya dengan beragam makna menghujat juga merendahkan dirinya. Dirinya juga tak berdaya sekarang ini. Apa yang mereka ucapkan sangat menyakitkan.
Dia sama sekali bukan wanita tukang selingkuh seperti yang mereka lontarkan. Tapi apakah mereka percaya bila dia berteriak? Rasanya tidak!
Damar menatap ke sekitar sejenak. Semua sudah tahu masalahnya sekarang tanpa perlu dia umbar. Sekalian saja dia selesaikan di sini masalahnya sampai tuntas.
"Lib, karena kamu sudah main belakang maka aku tak bisa melanjutkan pernikahan ini. Kamu bahkan berselingkuh di hari istimewa kita. Aku talak kamu. Aku talak. Aku mentalakmu tiga kali. Gugur sudah ikatan itu di antara kita. Kita sudah resmi bercerai. Besok surat cerai akan ada di tanganmu." Damar tak mau bicara lagi karena dadanya sesak sekali. Bicara lebih panjang hanya akan membuatnya marah dan sakit semakin parah. Dia pun keluar dengan sentakan kaki kuat dari kamar ini.
"Dasar wanita tak tahu diri. Kamu wanita tak tahu malu dan menjijikkan," hina salah satu kerabat Damar ikut melaknat perbuatan memalukan Libra. Mereka pun angkat kaki dari kamar ini.
Masalah ini pun kemudian terdengar sampai ke telinga orang tua Damar, ayah dan ibunya. Bahkan sekarang Damar sedang di tatar oleh ayahnya-Hadiguna.
"Kamu yakin dengan keputusanmu itu Damar? Kamu akan mempermalukan nama baik keluarga ini bila mengambil tindakan itu?"
"Yakin, Ayah. Bukan aku yang mempermalukan keluarga ini. Tapi anak b******n itu yang berbuat. Ayah usir saja anak haram itu dari rumah. Aku tak mau melihatnya lagi, tak sudi melihatnya lagi! Aku tak mau istri bekas pria lain terutama bekasnya!" Terlihat rahang Damar mengetat sempurna.
Di ruangan itu juga ada ibunya Damar yang ikut diskusi keluarga.
"Sebaiknya usir pergi saja Libra, wanita memalukan itu dan juga Virgo dari sini sekarang juga. Aku tak mau nama keluarga ini tercoreng karena mereka berdua," ucapnya memprovokasi Damar dan Hadiguna. Tentu saja ibunya Damar benci sekali dengan kehadiran Virgo di rumah ini. Sejak lama dia menentang kedatangan pria itu ke rumah ini.
"Diam kamu! Jangan pernah ikut campur urusan ini. Jangan pernah sekalipun kamu menyentuh Virgo!" hujat Hadiguna ngotot dengan suara baritonnya.
"Kenapa kamu selalu saja membela Virgo anak sialan itu? Dia hanya anak selingkuhanmu. Sudah bagus kamu membiaya hidupnya sampai sekarang. Apa masih kurang? Apa kamu juga akan biarkan bila anak haram itu menguasai semua hartamu nanti?"
"Diam! Aku bilang diam Arni. Aku sudah tawarkan perceraian padamu waktu itu bila terus mengungkit masalah ini. Kamu sendiri yang menolak perceraian dan tetap ingin bersamaku. Aku sudah turuti semua permintaanmu. Kamu jangan pernah setir aku masalah Virgo! Paham?"
Suasana di ruangan ini akhirnya panas karena kedua orang tua Damar akhirnya bertengkar karena Virgo. Niat hati Damar ingin mencari solusi dari orang tuanya namun apa yang didapat tak sesuai yang diharapkan. Alih-alih dia mendapatkan solusi yang ada malah kedua orang tuanya bertengkar hebat.
"Bagus. Virgo kamu sudah memporak-porandakan seisi rumah ini. Kamu harus tanggung akibatnya!" Damar mengepalkan tangan erat kemudian keluar dari ruangan ini dengan penuh emosi yang yang masih bergemuruh.