Beberapa hari berlalu Romeo pun mulai terbiasa dengan kehadiran Juliet, mereka pun mulai lebih akrab untuk sekedar berbincang, entah mengapa Romeo tidak merasa kesepian lagi kehadiran Juliet secara tidak sengaja membuat ia kembali merasa hidup, jika biasanya saat pulang hanya ada dirinya sendiri kini sapa hangat Juliet menyambutnya, aroma lezat makanan serta kegiatan yang Juliet lakukan membuat suasana rumah lebih hidup, rumah tidak lagi hanya menjadi tempat untuk tidur.
Romeo bahkan selalu membawa bekal ke sekolah karena makan yang Juliet buat jauh lebih lezat dari makan di kantin sekolah.
"Anda membawa bekal lagi hari ini, Pak." Tanya seorang wanita yang berprofesi sebagai guru seni itu.
"Iya, sepertinya anda juga menyiapkan bekal Bu Rainy." Jawab Romeo
"Iya, aku selalu membawa bekal jika sempat."
Mereka berdua berbincang sembari menikmati bekal makan siang masing-masing di sekolah ini hanya Romeo dan Rainy guru muda yang lajang terkadang mereka di jodoh-jodohkan untuk menjadi kekasih oleh para guru yang lain.
"Apa anda membuat bekal itu sendiri?" Tanya Rainy
"Tidak,"
"Lalu? Apa kekasih anda yang membuatkan untuk anda?" Rainy terlihat penasaran sembari menunggu jawaban dari Romeo.
"Bukan, bekal ini di buatkan oleh sepupuku ... Dia belum menemukan tempat tinggal jadi untuk beberapa waktu dia akan tinggal di apartemenku." Ucap Romeo berbohong.
"Begitu, apa dia seorang wanita atau lelaki?" tanya Rainy yang lagi-lagi terlihat penasaran.
"Perempuan,"
"Oh, begitu ... Kupikir jika seorang lelaki aku akan minta anda untuk mengenalkannya padaku ..." Jawab Rainy dengan senyum menggodanya.
"Aku tidak punya sepupu lelaki sayangnya."
"Kalau begitu bagaimana jika anda saja."
"Maaf?"
"Bagaimana jika anda pergi dengan saya malam ini?" Ajak Rainy.
"A-apa? Bu Rainy sepertinya anda sedang bercanda ..." jujur Romeo merasa canggung dengan ajakan tiba-tiba Rainy.
"Saya tidak sedang bercanda Pak Romeo, kenapa kita tidak mencoba ... Untuk berkencan?"
Wajah Romeo memerah saat mendengar apa yang Rainy katakan lelaki itu tidak menyangka guru kesenian yang sangat di gandrungi ini mengajaknya berkencan. Rainy Melagroe seorang guru kesenian berusia 26 tahun, bertubuh seksi dengan tinggi semampai wajah proposional serta keramahannya menambah nilai plus pada wanita itu
"Tapi, bagaimana bisa dengan saya?" RomQeo merasa malu, walau dirinya tampan tapi dia memiliki rasa percaya diri yang kurang.
"Kenapa? Bagi saya anda lelaki yang cukup baik." Jawab Rainy.
"Jadi .... Apa anda mau menerima tawaran saya?" Rainy mendekatkan wajahnya hingga jarak di antara mereka terkikis jemari lentik Rainy yang lentik menyapu lembut sudut bibir Romeo yang masih mematung akibat tindakan berani wanita itu.
"Kau bisa pikirkan dulu ajakan ku, nanti setelah jam terakhir selalu aku akan menunggumu jawabanmu, kalau begitu aku pergi dulu Pak Romeo ..." Rainy meninggalkan Romeo di sana sesekali wanita itu menoleh dan melemparkan senyum pada Romeo.
Dering ponsel menyadarkan lelaki itu, dengan segera ia menjawab panggilan itu
"Halo?"
"Halo ..." Lirih wanita di seberang sana.
"Ada apa? Kenapa suaramu terdengar aneh."
"R-romeo ... Tolong aku ..." Suara Juliet terdengar parau dan rendah.
"Ada apa denganmu? Apa yang terjadi."
Romeo bangkit dengan wajah khawatir
"Sakit ..." Lirik Juliet sebelum akhirnya tidak ada lagi suara terdengar dari seberang sana. Karena panik Romeo langsung berlari menuju mobilnya dia bahkan mengabaikan panggilan dan sapaan guru lain.
"Pak, aku ada urusan mendesak ... Aku harus segera pulang!" Jelas Romeo pada guru yang bertugas di bagian piket
"Anda mau kemana? Bukankah ada jam anda setelah ini?"
"Maaf, Pak. Saya terburu-buru saya akan jelaskan nanti."
Romeo bergegas pulang sesampainya di rumah lelaki itu masuk dan mendapati Juliet sudah terduduk di lantai dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Romeo mengangkat Juliet ke ke kamar dan membaringkan wanita itu di kasur
Tubuh Juliet terasa dingin dengan wajah pucat yang membuat dia semakin cemas.
Juliet bergerak tidak nyaman mata wanita itu perlahan-lahan terbuka membuat Romeo sedikit bisa bernafas lega.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau pingsan di lantai?"
"Aku ... Aku." Juliet sedikit merintih dan meremas perutnya yang terasa keram.
"Ada apa? Kau sakit? Juliet beritahu aku apa sebenarnya yang terjadi."
"Aku sepertinya menstruasi, perutku sangat sakit aku akan seperti ini jika memasuki waktu menstruasiku."jelas Juliet lirih, wanita itu sedikit berkeringat tubuhnya akan selalu seperti ini jika sedang menstruasi.
"Lalu? Bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Romeo
"Bisa bantu aku belikan pembalut juga kantung hangat untuk meredakan keram di perutku."
Romeo terdiam, tidak memahami apa yang wanita itu katakan. Benda apa itu?
"Tolong, aku sudah tidak tahan lagi ..." pinta Juliet memohon.
"Baiklah tunggu di sini akan aku belikan, apa kau yakin hanya itu? Tidak ada hal lain."
"Aku ... Aku mau Jus Plum ..."
Romeo tersenyum kecil tangan lelaki itu terangkat dan mengelus pucuk kepala Juliet.
"Baiklah, kau di sini saja jangan lakukan apapun sampai aku datang ... Aku akan secepatnya kembali." Jantung Juliet berdebar cepat akibat sikap lembut Romeo ada sesuatu yang menggelitik di hatinya sebuah rasa yang asing bagi Juliet.
"Iya ... "
Baru saja Romeo berpaling tangan Juliet meraih jemari lelaki itu membuat si empunya kaget dan berpaling ke arah Juliet sekali lagi.
"Cepatlah kembali dan hati-hati." Ucap Juliet dengan senyuman manisnya
"Tentu,"
Sesampainya di mini market Romeo terlihat bingung dia bahkan tidak tau bagaimana bentuknya benda itu. Tidak ingin membuang waktu Romeo memilih bertanya pada karyawan mini market.
"Selamat siang, Anda butuh sesuatu, Tuan?"
"Itu, aku ... Ehm, aku butuh sesuatu ... namanya pembalut."
Karyawan itu tersenyum dan mengintruksikan Romeo ke rak yang di sana sudah terdapat berbagai jenis pembalut serta brand yang berbeda
"Di sini Tuan, anda bisa pilih yang mana yang anda mau, ini yang 23cm, 28cm, 32cm dan 35cm ada juga yang bersayap dan tidak ... Ini yang organik dan mengandung antibakteri juga ini untuk malam hari daya resap tinggi."
Romeo meneguk salivanya dia benar-benar tidak paham dengan apa yang karyawan itu jelaskan.
"Itu, aku tidak terlalu paham ... Aku hanya di mintai tolong ... "
"Apa kekasih anda yang meminta untuk membeli? Anda benar-benar kekasih idaman." Ucap karyawan itu sembari mengambil salah satu merek yang cukup populer
"Ini, Tuan. Apa anda membutuhkan hal lain."
"Kantung untuk meredakan nyeri juga 1 botol jus Plum."
"Baiklah kalau begitu silahkan anda tunggu di meja kasih saya akan ambilkan yang anda minta."
Romeo menjinjing belanjaan sembari berlari kecil menuju apartemennya. Lelaki itu masuk dan mendapati Juliet tengah berjalan keluar dari kamar.
"Mau kemana? Bukannya aku sudah bilang agar istirahat saja?"
Juliet kaget karena dirinya tidak menyadari bahwa Romeo sudah kembali.
"Aku, hanya ingin buang air kecil, lagi pula aku tidak separah itu hingga tidak boleh berjalan walau hanya beberapa langkah." Jawab Juliet.
"Tidak parah? Lalu apa yang terjadi sebelumnya kau bahkan pingsan ... Sudahlah, sekarang kau kembali ke kamar dan istirahat ... Aku juga sudah membelikan kebutuhanmu ... Aku tidak bisa berlama-lama karena aku masih harus kembali ke sekolah ..." Jelas Romeo sambil meletakkan keperluan Juliet di nakas.