Suasana rumah makan terlihat lengang, mungkin karena sudah lewat jam makan siang.
Hal itu tak membuat ketiga manusia yang kini tengah duduk berhadapan ingin memulai rutinitasnya untuk makan siang. Sekalipun jamuan yang terhidang di meja terlihat menggugah selera untuk siapa saja yang lewat meja mereka. Mereka lebih memilih untuk meneruskan perbincangan yang sempat tertunda di pekuburan tadi.
Terlebih Kinanti, yang masih bingung antara percaya dan tidak. Tak menyangka Tuhan masih berbaik hati padanya, jika keinginannya untuk mengunjungi makam Bunda hari ini justru membuat ia bertemu ibu kandungnya.
Sedang wanita yang ternyata bernama Alisa, masih terlihat menghapus basah air matanya dengan tissue.
“Mama gak tahu jika Fitria sudah meninggal. Sudah lama mama mencoba mencari keberadaanmu.
