PART 43 - LUNCH YANG TAK TERDUGA

1116 Kata

“Aida.” Kinanti mendengar suara yang ia kenal dari arah belakang. Suara lelaki yang setiap malam ia rindukan namun sekuat tenaga harus ia lupakan. Dadanya mendadak berdebar. Sepertinya ia harus segera pergi dari sini. “Bang, aku bawa makan siang buat abang.”  Senyum yang terlihat di wajah Aida terlihat bahagia. Kinanti bahkan bisa memastikan wajah Aida memancarkan sinar cerah, secerah mentari dipagi hari. Sungguh berbanding terbalik dengan hatinya. Poor Kinan. Sebahagia itukah gadis ini menjadi calon pendamping Althaf? Apakah Althaf memperlakukan Aida, semanis saat mereka bersama dulu? Tusukan dalam d**a Kinanti semakin terasa. Membayangkan Althaf merangkul Aida, mendekap dalam dadanya seperti yang dulu Althaf lakukan padanya? Kinanti kini merasakan remasan dalam jantungnya sema

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN