Althaf mungkin mengatakan ia tak pantang lelah menjaga istrinya. Namun ia tetap manusia biasa. Ketika malam ini ia berusaha terjaga, justru ia tertidur nyenyak. Saking lelahnya ia seakan terbuai mimpi ketika merasakan elusan di kepalanya. Ia bermimpi bertemu istrinya dan memeluk tubuh Kinanti, hingga sudut bibirnya tertarik kesamping. Sungguh mimpi yang teramat indah. Namun, dahinya berkerut. Jika ini mimpi, mengapa ia merasakan nyata. Senyata suara yang selama ini ia tunggu-tunggu memanggilnya. "Bang Al." Althaf membuka matanya, namun masih belum bergerak. Ternyata ia memang bermimpi. Dan mimpinya sudah berakhir. Tapi sesaat kemudian ia kembali merasakan elusan dikepalanya, sontak ia menoleh. "Ya Tuhan, Kinan!" Althaf merasakan dadanya membuncah bahagia tak terkira. Melihat