Jeni sibuk didepan komputer meja kerjanya, ia berusaha fokus tapi bayang-bayang Juan masih melayang dipikirannya. "Ah! Sial!" umpat Jeni ingin menghancurkan keyboard dimejanya. "Hey! Aset kantor itu jeng!" teriak Farah karena melihat Jeni yang emosi. "Peduli amat dah!" Jeni bersandar ke kursinya sambil mengacak-acak rambutnya. Karin ternyata juga mendekati meja Jeni, "Stres banget cantik? Karena dipanggil Pak Tama tadi?" Mendengar itu Farah bergegas ikut mendekati Jeni, "Ngapain Pak Tama manggil kamu?" "Bukan apa-apa, dia tahu ayah dan kenal baik Kak Seno. Silahturahmi lah,"terang Jeni yang membuat Farah dan Karin mangut-mangut. "Terus kamu kenapa frustasi gini?" lanjut Farah penasaran, sedangkan Karin melirik-lirik sekitar jaga-jaga jika ada ancaman yang mengganggu pergunjingan m