"Hai, Nad." Sapa Lita begitu menghampiri Nadira yang tengah duduk di salah satu kursi kantin. "Hai," Nadira membalas sapa Lita. Keduanya memang jarang bertemu atau lebih tepatnya jarang berkomunikasi lagi, terlebih setelah Nadira dan Febian semakin dekat. Nadira tau apa yang dirasakan Lita, temannya itu pasti cemburu dengan kedekatannya dan Febian. Namun lagi-lagi Nadira bersikap egois dan tidak memperdulikan perasaan Lita. "Sini." Nadira menepuk bangku kosong di sebelahnya. Lita tersenyum lebar dan menuruti Nadira, duduk di sebelahnya. "Sepertinya enak," Lita mengambil sendok dari tangan Nadira, "Enak beneran!" Serunya, setelah ia mengambil satu sendok penuh nasi goreng ke dalam mulutnya. "Tumben pedes?" Tanya Lita heran, "Biasa juga gak boleh makan pedes." "Enak kan? Selama ini a