"Kondisi Nadira memang sudah membaik, tapi tidak menutup kemungkinan hal buruk bisa saja terjadi." Jelas Revan. Denis menemui Revan secara langsung sebelum ia dan Nadira akan melakukan perjalanan jauh menuju Singapura. "Dan hal itu juga yang sangat aku khawatirkan." Denia tidak bisa menutupi kekhawatirannya. "Tapi, Nadira sulit dibantah. Akhir-akhir ini keinginannya semakin aneh dan tidak masuk akal." Denis merebahkan tubuhnya pada sandaran sofa yang terdapat di ruang kerja Revan. Ia pun memijat pelipis yang terasa pusing akibat kurang tidur yang dialaminya beberapa hari ini. "Itu hal biasa dan wajar terjadi." Revan bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Denis. "Godaan menjelang pernikahan itu lebih rumit, daripada merencanakannya. Tidak jarang bisa membuat pernikahan itu gagal h