Melihat Salvador meninggalkannya di kamar hotel di saat paling bahagia dalam hidupnya, membuat Coraima teringat ketika Godfreido keluar dari kamar pengantin lalu kembali hanya untuk tertembak di depan matanya. Ia meratap tak rela. Kenapa segalanya harus kembali terjungkir balik di saat ia sudah memulihkan kepingan dirinya? Air mata Coraima berderai. Dalam hati memanggil kekasihnya, berharap mereka menegosiasikan dulu mengenai apa yang harus dilakukan, bukan ditinggal seperti ini. Berdiam diri dan menunggu dalam ketidakpastian. Coraima menatap nanar ke ruang kosong dan berujar dalam hati sambil gigit jari meredam tangis. Sal, aku tidak ingin kau meninggalkanku lagi. Aku tidak ingin terpisah darimu. Bisakah kita tetap di kamar saja? Bisakah kau membawaku bersamamu? Atau kita pergi saja da