15. Benih Cinta

1027 Kata

“Mas Arfi? Kenapa duduk di situ? Mas sakit?” Terdengar suara lembut Kinan. Arfi mendunga, bagai melihat seorang bidadari di pagi itu. Cahaya keemasan matahari tampak bersinar di belakang tubuh Kinan, membuat gadis itu semakin tampak semakin cantik. Arfi berdiri dan segera menuju Kinan, memeluk tubuh kurus Kinan erat, seperti takut Kinan akan menghilang. Tubuh Kinan bagai tersihir rambut Medusa. Diam bagai batu karena pelukan Arfi yang tiba-tiba. “Kamu ke mana saja Kinan? Aku sangat khawatir tadi.” Bisik Arfi sambil tetap memeluk erat tubuh kaku Kinan. “Eeum a.. aku tadi ke situ, menyiapkan bekal untuk dimakan Mas Arfi. Mas kan belum sarapan.” Kinan menunjuk suatu arah dengan dagunya karena tangannya masih berada dalam dekapan Arfi. Arfi melihat ke arah yang ditunjuk Kinan. Kinan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN