Tidak Segelap Bayangan

1024 Kata

Ayuna tiba di rumah Tama. Rumah yang lumayan besar dengan model kekinian tampak begitu asri. Beberapa pot bunga tertata rapi di halaman. Sepertinya, mama Tama suka bercocok tanam. "Ayo masuk." ajak Tama. Dia menarik tangan Ayuna agar segera masuk ke dalam rumah. Mama Tama menyambut kedatangan Ayuna dengan sangat ramah. Bahkan, mama Tama memeluk hangat Ayuna seakan sudah merasa sangat cocok dengan gadis pilihan anak lelakinya. "Jangan sungkan, Ayuna. Anggap saja rumah sendiri. Kalau begitu mama tinggal ke dalam dulu. Kalau lelah, bisa istirahat di kamar tamu." pesan mamanya sebelum meninggalkan Ayuna berdua dengan Tama di ruang tamu. "Gimana? Kamu masih nggak pede? Masih ngeraguin restu dari mama?" cecar Tama. Ayuna menggeleng cepat. "Aku sekarang jauh lebih tenang. Ternyata mama k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN