PART. 75

1032 Kata

Rakha, dan Syana sudah sampai di ruangan kerja Rakha yang luas, dan mewah. Rakha membawa Syana duduk di sofa. "Aku buatkan Abang minum dulu." Syana ingin bangkit dari duduknya. "Tidak usah. Aku tidak butuh minum. Sekarang, aku sedang butuh genggaman tanganmu, Sayang." Rakha menggenggam erat telapak tangan Syana. "Aku ingin meredakan rasa marahku dulu, sebelum menelepon Liana. Dia harus bertanggung jawab atas berita fitnah yang beredar di luar sana." Syana menatap Rakha. Rakha menarik nafas, dan memejamkan mata sesaat. Punggungnya bersandar di sandaran sofa. Syana mengusap punggung tangan Rakha yang menggenggam telapak tangannya. Rakha membuka mata, lalu melepas genggaman tangannya. Tangannya berpindah ke bahu Syana. Ditarik bahu Syana. Dipeluk dengan erat istrinya. "Aku harus bicar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN