Rapat Tengah Malam.

1154 Kata

Lampu-lampu kota Jakarta masih berpendar meski jarum jam sudah melewati pukul sebelas malam. Dari lantai tertinggi gedung Takizaki Group, panorama kota itu terlihat seperti lautan cahaya yang tak pernah padam. Di balik kaca jendela tebal ruang kerjanya, Jayden Takizaki berdiri tegak, tangan kirinya menggenggam segelas wine merah, sementara mata tajamnya menatap jauh seolah sedang menghitung detik-detik runtuhnya seseorang. Pintu kayu berat berlapis finishing hitam itu diketuk tiga kali. Seorang pria paruh baya bersetelan rapi masuk dengan sikap hormat. Dialah Ario, tangan kanan Jayden di Takizaki Group. Tidak hanya sekadar asisten, Ario adalah otak eksekutif yang mampu menggerakkan jaringan perusahaan besar dengan efisien. “Semua orang sudah berkumpul, Tuan,” ucap Ario dengan suara renda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN