Malam berlanjut dengan penuh kehangatan. Jayne menyiapkan teh hangat untuk Elang, sementara Kayla kembali berkutat dengan PR-nya. Sesekali, Jayne membantu Kayla menjelaskan soal matematika, dengan sabar menggambar contoh demi contoh. Elang memperhatikan dari samping, matanya tak pernah benar-benar lepas dari sosok Jayne. Ada sesuatu dalam cara perempuan itu tersenyum, dalam kesabarannya, dalam ketulusannya merangkul Kayla seolah-olah putrinya sendiri. Dan perasaan itu perlahan tumbuh, mengisi ruang kosong di d**a Elang yang selama ini terasa dingin. “Papa, liat! Aku bisa jawab sendiri sekarang,” Kayla tiba-tiba berseru, memamerkan hasil hitungannya. Elang mengusap kepalanya, “Pintar sekali anak Papa. Hebat, Kayla.” Jayne menambahkan, “Tadi cuma butuh sedikit contoh aja. Kayla sebenarny