Axel mengusap punggung Lily yang masih menangis, bahkan tubuh gadis itu bergetar karena terisak. Mata Axel terasa panas karena menahan air matanya sendiri. Ia juga merasakan sakit hati yang kini melanda Lily. Andai saja ia punya kendali atas mulut orang-orang yang tidak suka kepada keluarganya, ingin sekali Axel mencegah kata-kata buruk keluar dari mulut Fanya dan Mega. Andai saja Axel bisa selalu berada di samping Lily, ingin rasanya ia melindungi gadis itu agar tidak mengalami hal menyakitkan seperti malam ini. Terlalu banyak luka yang Lily dapat dan Axel tidak ingin itu terjadi lagi. Perlahan suara isak itu mulai mereda, bahkan pelukan dari Lily mulai mengendur dari tubuh Axel. Sedikit rasa sedihnya mulai berkurang, Lily mulai bisa mengendalikan emosinya. “Sudah merasa lebih baik?” Ta