Axel menatap Lily yang sejak datang ke ruangan kerjanya hanya menunduk tanpa suara. Pria itu merasa sikap Lily semakin pendiam, bahkan seperti tidak melihat Lily yang dulu sangat ceria. Axel sampai bingung harus bagaimana, apalagi intensitas pertemuannya dengan gadis itu semakin berkurang karena pekerjaan. “Maaf kalau aku jarang kasih perhatian sama kamu. Aku terlalu fokus sama pekerjaan karena semua yang menyangkut perusahaan harus aku putuskan sendiri tanpa ada pertimbangan dari Papa. Aku harus hati-hati, jika salah dalam mengambil langkah, maka nasib perusahaan bisa terancam.” Senyum tipis Lily ditunjukkan pada Axel, pria yang tidak temui selama seminggu karena Axel harus pergi ke luar kota. “Aku nggak apa-apa, Axel. Aku paham bagaimana beban tanggung jawab kamu saat ini dan aku tida