Buru-buru Demian kembali ke lantainya dan masuk ke dalam ruang sekretarisnya itu. Alin yang tengah sibuk pun sampai terkejut melihat atasannya datang dengan napas terengah. "Pak Demian? Apa ada yang tertinggal?" tanya Alin bingung, dia beranjak mendekat. "Ada, saya ingin mengambilnya sekarang." Suara Demian begitu dalam. Demian merangkul pinggang Alin mengikis jarak di antara mereka. "Lain kali, jangan berpakaian seperti ini lagi, jangan menantang saya." Seperti orang kecanduan, Demian langsung membuka kancing kemeja Alin dan menarik paksa bra yang menutupi kedua bukit kembarnya, setelah terpampang jelas, Demian langsung melahapnya dengan buas. Mengulum sebelahnya dan meremas kuat yang satunya membuat Alin merintih antara sakit dan nikmat. Ragu-ragu tangan Alin meremas rambut Demian