Svarga merasa harus menghubungi Gladys kembali setelah setelah beberapa hari lalu sambungan telepon mereka diputus sepihak olehnya. Dia yang telah menawarkan bantuan kepada Gladys untuk membangun perusahaan di sini maka dia harus bertanggung jawab menepati ucapannya. “Hallo?” Panggilan telepon Svarga langsung dijawab oleh Gladys. “Ya, Hallo … Gladys?” “Iya, ada apa?” Gladys menyahut ketus. “Apa yang ingin kamu bicarakan kemarin? Maaf, kemarin aku tidak bisa bicara … ada Zaviya di sampingku dan aku masih belum memberitahunya tentang kamu karena dia selalu emosional bila membicarakan tentangmu.” Svarga berkata jujur, secara tidak langsung dia sedang mencurahkan isi hatinya kepada sang sahabat agar mengerti kondisi yang terjadi dalam rumah tangganya. “Kamu sudah tanya padanya, kenapa d