Langkah Svarga memelan begitu menjejak teras cottage lantaran mendengar isak tangis Zaviya disusul suara benda pecah. Svarga langsung mempercepat langkahnya, khawatir terjadi sesuatu dengan Zaviya. Dia membuka pintu tidak sabaran. “Zaviya!” Svarga berseru sebelum Zaviya melempar lampu tidur berbahan keramik dari nakas sisi ranjang. Barang-barang yang ada di atas meja sofa sudah berserakan di lantai bahkan ada yang pecah karena kebarbaran Zaviya. Zaviya menoleh, menatap nyalang suaminya dengan mata basah dan merah oleh buliran kristal. “Pergi! Ngapain kamu ke sini? Kamu anti ‘kan sama aku, aku itu virus mematikan buat kamu sampai kamu enggak mau nyentuh aku … tapi kamu mau disentuh Gladys, kamu mau berdansa dengan Gladys … kamu mengijinkan dia meletakan tangannya di d**a kamu … kamu m