"Kau akan ke mana, Raya?" Raya mengangkat bahunya, dia sendiri tidak tau. "Yang jelas, aku tidak ke rumah ayahku dan ... tidak tau ke mana." "Aku sarankan kembalilah pada ayahmu, kau tidak bisa hidup sendiri." "Jika aku sudah memutuskan pergi, aku takkan pernah kembali, Fajar." Raya tersenyum tipis. Penumpang mulai naik, dan mencari tempat duduk yang paling nyaman. Mereka akan menghabiskan dua belas jam untuk sampai ke kota, karena akses jalan yang biasa rusak di porak porandakan banjir bandang. "Berfikirlah, Raya!" "Tidak, aku harus mencoba mengurus diriku sendiri, jika aku sudah tidak sanggup, aku akan menikah saja." Raya berkata santai. Fajar yang tadi memandang lurus ke depan tiba-tiba memalingkan wajah menatap Raya dengan terkejut. "Apa?" "Iya, menikah, apa lagi? aku tinggal