Lima Puluh

1496 Kata

Lobby lantai satu gedung Blinkshop menjadi sangat ramai. Kevin, selaku pemilik Blinkshop tampak sangat cemas dan bingung sekaligus. Disampingnya sang istri yang seusia dengannya, sekitar setengah abad namun kecantikan masih terpancar dengan kulit yang masih kencang, bukti bahwa dia melakukan perawatan pun tak kalah cemas. Bahkan matanya sudah berkabut dengan bibir gemetar menahan tangis. “Bagaimana kamu bisa kehilangannya, Ma?” tanya Kevin lesu, pria berperawakan tinggi besar bermata sipit dengan kulit putih. Setelan jas mahalnya yang tampak berkilau terkena cahaya matahari rupanya membuatnya merasa sesak saat ini, bahkan dia membuka jas itu dan menyerahkan pada sekretaris laki-lakinya yang juga asistennya. Mengendurkan dasinya dan berdiri dengan kaki yang lemah, berpegangan pada meja res

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN