Dea meminta mobil sang ayah berhenti di depan rumah Ezra, tak biasanya pesannya tak dibaca oleh lelaki yang di klaim sebagai sahabatnya itu. Dea melirik ke halaman rumah Ezra dan memastikan bahwa ada motor pria itu disana, yang itu berarti pemiliknya ada dirumah. “Ada Ezranya?” tanya Ale sambil membuka kaca jendela mobilnya. “Ada sepertinya, aku main dulu ya Pa,” ujar Dea. “Iya, jangan malam-malam yaa pulangnya,” ucap Ezra. “Nggak kok, paling pagi,” kekeh Dea. “Haish kamu tuh, papa pulang dulu, bye.” “Bye, Pa.” Dea melangkah menuju pagar rumah Ezra, rumah Ezra berada di komplek perumahan yang tak jauh dari rumah Dea, sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar sepuluh sampai lima belas menit. Rumah yang minimalis dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, serta ruang t