Dua Puluh Dua

1544 Kata

Ben menemui Regina sesuai janjinya tadi sore, entah apa yang ingin dibicarakan wanita itu terhadap Ben hingga meneleponnya beberapa kali yang tak sempat diangkat karena dia sedang meeting siang tadi. Mengingat ekpresi Shakila saat membicarakan Regina entah mengapa membuat hati Ben menghangat, apakah Shakila cemburu? Katanya wanita bisa menyembunyikan rasa cintanya, namun tidak dengan rasa cemburunya. Bolehkah Ben berharap seperti itu? Sejak mengenal gadis judes itu, Ben merasa hari-harinya kembali berwarna, dan entah mengapa dia sangat suka melihat wajah judes Shakila yang menurutnya adalah merupakan daya tariknya. “Hei, senyum – senyum?” sapa Regina sambil duduk di kursi berhadapan dengan Ben, di sebuah cafe yang menyajikan home band dan mulai membawakan beberapa lagu yang cukup hits.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN