Perjalanan menuju pulang ke rumah dipenuhi oleh keheningan panjang. Jack fokus menyetir mobil dan tidak lagi berkata sepatah katapun. Sedangkan Ara kini termangu dalam sebuah pemikiran yang terus menganggunya. Ara diam-diam terus memerhatikan sosok Jack yang sedang fokus menatap jalanan di depannya. Padahal tadi suasana di antara mereka berdua sudah kembali mencair, namun sikap Jack kembali berubah 180 derajat saat Ara meminta Jack untuk menjadi temannya. Dalam situasi yang sunyi dan canggung itu, handphone milik Jack berdering pelan. Dia terlihat ragu untuk menjawabnya hingga kemudian Ara buka suara. “Angkat aja!” ucap Ara. Jack meneguk ludah, lalu menjawab panggilan itu. “Halo Al... ada apa?” Ara menajamkan pendengarannya untuk bisa menguping pembicaraan. “A-apa ... kamu sakit!?”