Musim terus berganti. Tanpa terasa usia kandungan Ara sudah memasuki usia tiga bulan. Ara memandangi bayangan perutnya itu di cermin. Masih belum terlalu kentara, tapi perubahannya sudah bisa terlihat cukup jelas. Ara tersenyum senang seraya mengelus-elus perutnya itu penuh kasih. Dia sangat menikmati perannya akhir-akhir ini. Baginya mengandung seorang anak diperutnya itu benar-benar membuat Ara merasa menjadi wanita seutuhnya. Ketika asyik berkaca, tiba-tiba sepasang tangan kekar juga ikut memegangi perut itu dari belakang. Ara tersenyum tipis seraya menatap Rahid yang kini memeluknya. “Kamu udah bangun,” ucap Ara pelan. Rahid mengangguk dan mencium pundak Ara pelan. Setelah itu dia menyandarkan kepalanya di pundak itu seraya bertingkah manja. Ini adalah hari minggu. Jadi Rahid bisa