48. Terima Kasih

1222 Kata

Aku tidak cemburu melihat kemesraan mereka, hanya saja tidak menyangka sahabatku bisa melakukan semua ini kepadaku. Dua orang dimabuk asmara itu sepertinya belum tahu kalau aku datang. Ini baru sekali kupergoki. Bukan tidak mungkin setiap hari mereka bermesraan seperti ini. Atau bahkan sudah melakukan hubungan suami istri? Astagfirullah. Pikiranku kotor sekali. “Tuan sedang sakit, Mbak. Itu temannya menjenguk. Teman Mbak Niha juga, kan?” ujar Mbak Sa, membuyarkan lamunanku. Kutelisik wajah Mbak Sa yang biasa saja. Sepertinya, dia tidak tahu skandal tuannya dengan mantan temanku itu. Aku hanya tersenyum. “Ya, dan mungkin sebentar lagi wanita itu akan menggantikan posisi saya di rumah ini, Mbak.” “Apa maksud Mbak Niha? Kenapa bilang gitu? Dari tadi Mbak pilang cerai-cerai terus perasaa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN