Aku tidak cemburu melihat kemesraan mereka, hanya saja tidak menyangka sahabatku bisa melakukan semua ini kepadaku. Dua orang dimabuk asmara itu sepertinya belum tahu kalau aku datang. Ini baru sekali kupergoki. Bukan tidak mungkin setiap hari mereka bermesraan seperti ini. Atau bahkan sudah melakukan hubungan suami istri? Astagfirullah. Pikiranku kotor sekali. “Tuan sedang sakit, Mbak. Itu temannya menjenguk. Teman Mbak Niha juga, kan?” ujar Mbak Sa, membuyarkan lamunanku. Kutelisik wajah Mbak Sa yang biasa saja. Sepertinya, dia tidak tahu skandal tuannya dengan mantan temanku itu. Aku hanya tersenyum. “Ya, dan mungkin sebentar lagi wanita itu akan menggantikan posisi saya di rumah ini, Mbak.” “Apa maksud Mbak Niha? Kenapa bilang gitu? Dari tadi Mbak pilang cerai-cerai terus perasaa

