37. Berhenti Tidak?

1153 Kata

Suara itu, suara Asti. Tanggul pertahanan yang sejak tadi kubangun, akhirnya jebol juga. Air mata ini berhamburan terjun bebas di pipi. Pasukan air mata ini seolah-olah ikut merasakan dahsyatnya perang batin yang kurasa. Maaf. Satu kata yang punya banyak makna. Maaf. Bisa saja berarti orang yang dulu mengaku sahabatku ini berbuat licik di belakangku entah sejak kapan. Lalu siapa sekretaris Mas Aqsal itu? Apa mereka ada hubungan? Siapa Dinda? Apa Dinda dan Mas Aqsal betul-betul menikah? Apa mereka wayang yang pemerannya atas perintah Asti? Masih banyak yang belum aku tahu. Aku terlalu bodoh untuk memahami semua ini. Jika bertanya untuk menjawab semua rasa penasaran itu, kepada siapa? Untuk saat ini, tidak ada yang bisa kupercaya. “Maaf, Ti? Katakan padaku maaf untuk apa? Lalu sejak kap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN