Berontak dan melawan tidak ada gunanya. Justru keberingasan pria ini kian menjadi-jadi. Aku terus berontak, tetapi Mas Aqsal tetap berhasil menggagahiku. Suara gedoran di pintu menjadi lagu pengantar penyatuan kami. Teriakan Nizam dari luar, menjadi saksi betapa aku telah gagal menjaga diriku sendiri. Meski dilakukan suami sendiri, tetap saja ini pele*cehan. Dalam kungkungan Mas Aqsal, aku terus terisak. Sengaja tidak kukeraskan suara sebab hal ini tabu. Meminta tolong pun percuma karena Mas Aqsal seperti kesetanan. Dia sangat liar dan buas. Dua kali, dia memberiku rasa sakitnya berhubungan. Air mataku berderai. Aku datang ke kandang singa dan singa itu lagi-lagi memangsaku, mengoyakku sampai tidak bersisa. Kedatangan seekor domba meski secara baik-baik untuk berdamai, tetap saja menjad

