Melati tak punya pilihan lain selain memperbolehkan Daniel untuk mengantarkannya pulang ke rumah mereka. "Jadi sudah berapa bulan?" tanya Daniel basa basi. "Apanya?" tanya Melati lembut. "Perutnya," jawab Daniel semakin bingung. "Oh ... Lima minggu," jawab Melati singkat. Melati mulai merasa mual. Padahal kemarin -kemarin perutnya aman -aman saja. kenapa sekarang Melati malah merasa eneg dan ingin muntah. "Mas ... Bisa berhenti dulu gak?" pinta Melati sambil menutup mulutnya. Ia menari minyak kayu puti dari alam tasnya tapi tidak ketemu. "Mau apa?" tana Daniel yang kemudian meminggirkan mobilnya ke arah tepi jalan yang agak sepi. Dengan cepat, Melati membuka pintu dan keluar dari mobil untuk segera memuntahkan isi perutnya yang sudah tak tertahan lagi. Huek ... Huek ... Melati te