Sinta memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap Daniel yang masih terlihat geram melihat wajahnya. "Kamu tahu Mas? Aku melakukan ini semua untuk menjaga keutuhan rumah tangga kita!" jelas Sinta membela diri. "Apa kamu bilang? Menjaga keutuhan rumah tangga kita? Dngan cara berbohong? Kamu pikir, aku menikahi kamu itu main -main? Aku mencibtai kamu karena kamu adalah wanita baik, cerdas, pintar, beradab, berakhlak, tulus, ikhlas menerima aku apa adanya. Tapi? Kamu bohongi aku mentah -mentah, Sinta!" teriak Daniel mulai murka. "Aku tidak membohongimu Mas! Ini hanya suatu bentuk aku takut kehilangan kamu! Kamu bisa bedakan dong? Mungkin caraku salah! Aku minta maaf. Tapi rasa cintaku dan rasa sayangku itu sungguh besar untuk kamu, Mas!" uap Sinta dengan bibir bergetar. "Rasa