Langkah Penyembuhan

2501 Kata

Mataku terbuka lebar dan langsung menatap langit-langit kamar. Warnanya putih, sama seperti di kamarku biasanya. Tapi kasurnya kenapa jadi lebih halus dan empuk, ya? Apa aku tidur terlalu lama di atas kasur ini? Nyaman sekali rasanya. Aku mulai mengganti posisi, tapi ada yang aneh. Perutku seperti ditindih sesuatu yang cukup berat. Aku melihatnya, sebuah tangan yang nyaris dua kali lipat lebih besar dari tanganku. Pantas berat banget. Eh tunggu deh, tangan(?) Tangan siapa? Aku sedikit mendongak dan yang kulihat adalah sebuah wajah rupawan yang nampak damai dalam tidurnya. Dia tampan dan mempesona, ganteng. Namun selanjutnya aku menjerit, “AAAA--hmp--” Dia langsung membekap mulutku saat aku mulai berteriak keras. “Pliss Ci, jangan teriak-teriak di sini. Gue nggak ngapa-ngapain elo sama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN