Abinaya mengerjap. Ia menoleh ke arah Fara yang masih terpejam di sebelahnya. Selanjutnya ia melirik jam dinding yang menggantung di sebelah kanan ranjang. Jam tiga dini hari. Abinaya memiringkan badannya lalu mengamati wajah pulas Fara yang terbaring menghadapnya. Senyum melengkung di kedua sudut bibirnya. Tangannya mengusap pipi Fara pelan agar tak membangunkan wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Matanya menelusuri tubuh istrinya dengan begitu lekat. Fara mengenakan gaun tidur tipis menerawang dan roknya tersingkap. Godaan di pagi buta. Abinaya membuang jauh-jauh bayangan yang iya-iya, yang mungkin bisa ia lakukan sebelum Subuh. Hanya melihat tubuh seksi istrinya sudah mampu membuatnya cenut-cenut tak menentu. Sesaat ia teringat malam pertama yang berakhir menyeramkan. Gadis

