5. Penyelidikan Adrian membuahkan hasil.

1296 Kata
ADRIAN pov. Perasaanku gak enak, ketika melihat lantai dimana kantor hasan berada terbilang sangat sepi. Apalagi, istrinya baru saja dari tempat ini, hmm ini aneh! Tapi karena aku berangkat sama ommar, jadi mau tak mau aku harus membuka pintu ruangan Hasan, kami biasa slonongan masuk ke ruangan Hasan, tapi . . . “Gila!Apa yang kamu lakukan,San!!”Ya Allah, jadi ini yang buat Nic yang polos dan baik itu menjadi jutek dan kelihatan sedih sekaligus marah. Ommar dan aku langsung menutup piintu dengan keras, membuat Hasan terkejut dan kemudian buru buru menutupi tubuhnya dan juga wanita itu berbuat hal yang sama. Dia langsung mengejar kami sahabat sahabatnya yang memang masih menunggu di luar ruangannya. “Huh, kupikir kalian sudah pergi . . “katanya sambil menghela nfasnya dengan lega. “Bukan kami yang pergi, tapi istri kamu yang pergi!” kata ku dengan nada dingin. Ingin rasanya aku memukuli wajah dan tubuh Hasan itu. Namun aku sengaja masih menahan diri, karena ada sesuatu yang masih aku selidiki, dan ini menyangkut Nicol sebagai istri Hasan. Kalau ini benar, aku takkan segan untuk menghancurkan Hasan karena dia telah menyakiti Nicola. “ Apa? Istriku tahu … ehm aku .. eh tadi … lagi gitu?” tanya Hasan terbata. Aku tak tahu apa yang sedang dalam pikiran manusia bejad satu itu. Ia memang tampan tapi ia suka sekali bertindak sesuka hati, mentang mentang ia anak orang kaya dan juga bapaknya bakal jadi anggota Dewan. Tapi kelakuannya minus ahlak, walau aku juga tahu, saat Hasan bersama dengan Nicol, sedikitnya ia bertekuk lutut, tapi diluaran ternyata ia masih saja melakukan free s*x seperti biasanya. Kring kring kringgg! Aku melirik ke arah ponselnya dan melihat kalau ayah Hasan menelepon. “Halo… “ Belum saja ia selesai memberi salam kepada ayahnya, namun entah apa yang dikatakan oleh sang ayah, membuat Hasan memucat dan langsung membuka ponselnya. Link video yang diberikan sang ayah membuatnya lemas. Aku dan Ommar bingung dengan tingkah Hasan yang seperti kelihatan mau pingsan itu. “Kenapa, San?” tanya Ommar, dan Hasan langsung menyerahkan ponselnya kepada ommar. Dan setelah sahabatnya melihat dan memencet link video yang dikirimkan oleh om Bambang, ayah Hasan itu . . . Ommar langsung memejamkan matanya, tak mampu melanjutkan video yang ada disitu. “Video panas kamu bersama dengan sekretaris kamu sudah ada di media maklambe yang kontroversial, terlihat sangat jelas lagi … lalu sekarang bagaimana cara kamu membersihkan nama kamu? Bagaimana kamu menjelaskan sama istri kamu? Tapi rasanya ia juga sudah tahu …” Ommar masih dengan memejamkan matanya serta menghela nafasnya dengan kasar, membuat aku ikut geram dengan apa yang baru saja terjadi. “Aku harus pulang sekarang!Aku tahu istriku dengan baik, ia pasti akan meninggalkan aku, dan aku tak mau itu terjadi . . Aku harus menjelaskan … supaya ia tak marah!” kata Hasaan bergegas untuk segera pulang. “Tunggu!! Hei, mau kemana?” tanya ku dengan kesal kepada Hasan. “Menemui istriku, masalah video itu gampang, papa tadi bilang akan mengurus semuanya dan ditangan papa pasti semuanya akan beres kembali.” katanya sambil berlalu. “Sialan!!!Fu*k!! “ Aku mengumpat dan Ommar berusaha menenangkanku. “Kamu kenapa sih?Biasanya kamu tenang, dan paling bisa mengendalikan diri?” Ommar menatapku kebingungan. “Jangan bilang kamu juga menyukai Nic, kayak aku?” cecar Ommar yang terlihat tak terima kalau aku memperhatikan Nic. Ada hal yang tak bisa aku ceritakan pada Ommar, bukan apa apa, rasanya belum waktunya. “Aku ada kerjaan lain, aku pergi dulu!” aku harus menghindar dari Ommar dan harus mengambil hasil dari penyelidikan aku, mungkin ini adalah waktu dimana aku yang menjadi orang yang akan menjadi pahlawan bagi keluargaku. *** Authors pov. Ommar hanya terpaku melihat teman temannya berlalu meninggalkan dia sendiri, tiba tiba wanita yang menjadi pelakor atas hubungan Hasan dan Nic keluar dari ruangan Hasaan dengan baju yang telah rapi, tapi mungkin ia belum bebersih dari bekas percintaan dengan Hasan tadi sehingga, ada bau bau percintaan yang masih menguar dari tubuhnya. Ommar bukannya tertarik melihat wajah cantik dan rok yang serba minim yang dikenakan oleh wanita itu, malah itu membuatnya jijik. “Mas, kenapa sih lihat lihat? Naksir ya?” godanya sambil melet melet, astaga, ini manusia apa kadal sih . . . ia lebih mirip kadal yang lagi cari serangga, wajahnya bikin illfeel, membuat Ommar bergidik ngeri. Karena bisa dipastikan kalau si kadal betina ini bakalan samuk ke dalam lift, mengingat ini sudah jam keluar kantor, maka Ommar memutuskan untuk masuk ke dalam toilet dulu, menunggu si wanita selingkuhan Hasan itu akan segera pulang. Ia tak mau terperangkap dalam lift yang sama dengan wanita itu. *** Sementara itu langkah Adrian segera memasuki sebuah klinik eksklusif di tengah kota, dimana ia akan menemui salah satu saudara dekatnya yang turut menyelidiki mengenai penculikan adiknya puluhan tahun silam. “Hai dokter John! Apa hasilnya sudah keluar?” tanya Adrian yang biasa disapa Rian oleh saudara sepupunya itu. John Maxwell adalah sepupunya, anak dari adik papanya, tante Elsa yg menikah dengan teman kuliahnya di Canada, Michael Maxwell. Klinik Permata adalah milik John, dan saat ini ia ditugaskan oleh sepupunya untuk mengambil sample DNA, yang diberikan oleh Rian sekitar 10 hari yang lalu. “Aku mengambil sample dengan hasil yang terakurat, and here we go! “ “So what’s the result?” Rian tak sabar menanti jawaban dari sang sepupu yang terlihat ingin sekali menggodanya. “ 99.99% uncle Devan is her father (paternity exclusion and inclusion). Congratz bro, finally we found her!” katanya sambil memeluk dan menepuk bahu Rian yang terbengong sambil menatap hasil test yang ditunjukkan kepadanya. “Are you sure?” “Definitely! I am sure about DNA test.” “Oh thanks God!! I must tell my father about this!” kata Rian yang sangat bergembira mendengar hasil DNA ini. “ Aku tahu, om Devan akan sangat bangga memiliki anak seperti kamu, bro!” katanya dengan mata berkaca kaca. Ia tahu persis perjuangan dari sepupunya itu. “By the way, bagaimana kamu bisa begitu yakin ketika membawa sample itu kepadaku?Apakah wajahnya sangat mirip dengan om atau tante?” tanyanya dengan penasaran. Karena memang Rian begitu menginginkan sample itu untuk segera diteliti, mengingat test DNA ini gak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk bisa menelitinya. “Humm, aku juga ga ngerti. Tapi aku kayak ada chemistry, itu awalnya, namun ada 1 hal lain lagi yang membuatku tetiba yakin, yaitu bentuk telinganya.” kata Rian sambil mengingat ngingat apa yang membuatnya curiga waktu ia dikenalkan Hasan dengan istrinya waktu itu. “Kenapa dengan bentuk telinganya?” tanya sepupunya itu dengan penasaran. “Bentuk telinga adekku itu berbeda kanan dan kirinya. Yang kiri itu melebar seperti telinga gajah dan yang kanan bentuknya sempurna. Kata mama itu karena kebiasaan adikku yang hanya bisa tidur dalam posisi miring ke kiri. Dan wajahnya yang sekilas mirip dengan mama, membuatku semakin yakin, namun aku memang belum menceritakan ini sama mama dan papa, baru kamu saja yang tahu tentang ini.” jelas Rian dengan rona wajah gembira. “Wow, emang kayaknya sudah waktunya ia ditemukan.” “Iya, mungkin ini saatnya bagi Nic untuk ditolong, karena ia saat ini menikah dengan sahabatku yang berselingkuh dengan sekertarisnya. Aku gak mau kalau sampai ia tersakiti. Untung hasil ini sudah keluar, jadi aku bisa melindungi dia dari keluarga sahabatku yang meremehkan dan menghina dia! “ katanya sambil menerawang jauh, Nic melihat pengkhianatan suaminya. Ia tahu pasti adiknya tak baik baik saja! “ Sialan!!Kamu ngomong saja kalau mau membalas sahabat kamu itu, aku bisa memberikan perawatan sunat untuk yang ke dua kali, mungkin itu akan memberikan efek jera?” John menggertukkan gerahamnya tanda ia sangat kesal. “Tenang, aku akan menarik Nic, dan membuat Hasan menyesal karena sudah main main dengan adikku. Tenang John, aku juga memastikan kalau Hasan akan menerima pembalasan yang setimpal!” kata Rian dengan pasti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN