"Benarkah?" "Kamu sudah menemukannya," ucap Hanum, dan mencoba memastikan lagi ucapan Tibra. "Ya tentu saja," Hanum melangkah mendekat dan lalu tersenyum memandang Tibra. Ia memeluk tubuh Tibra, di peluknya dengan suka cita. Ia tidak bisa memungkiri, tidak ada yang lebih bahagia mendengar adiknya telah ditemukan. Tibra membalas pelukan Hanum, di berinya kecupan di puncak kepala itu. Sedetik kemudian Hanum melepas pelukkannya. Di lihatnya iris mata Hanum. "Di mana Linggar berada?" Tanya Hanum. Tibra mengusap rambut lurus Hanun, "Dia ada di New York," Hanum mengerutkan dahi, "New York?" "Ya," Hanum tidak percaya bahwa adiknya melarikan diri sejauh itu. Apakah adiknya gila, pergi sejauh itu seorang diri. Ia masih sulit percaya, dari mana adiknya bisa pergi sejauh itu, bukankah adikny