Pagi Yang Hangat

1421 Kata

Reinaldi duduk di sisi ranjang, tubuhnya condong ke depan sambil memegangi tangan Faiza yang terasa begitu panas. Wajah Faiza pucat, keringat dingin membasahi pelipisnya, dan dari bibirnya yang gemetar keluar kata-kata lirih tak jelas. “Jangan tinggalkan aku…” Faiza mengigau sambil mengerutkan kening, air matanya menetes meski matanya masih terpejam. Reinaldi tertegun, dadanya sesak mendengar kalimat itu. Ia meremas lembut tangan Faiza, suaranya pelan namun penuh ketegasan. “Aku tidak akan kemana-mana, Faiza. Aku di sini.” Ia lalu meraih handuk kecil yang sudah dibasahi air hangat oleh pelayan, perlahan menempelkan di dahi Faiza, berusaha menurunkan panas tubuh istrinya. Setiap kali Faiza mengerang, Reinaldi semakin panik. Di antara igauan Faiza, namanya kembali disebut. “Reinal… jang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN