Sakinah

1325 Kata

Sudah sebulan ini, orang tua Adit memilih tinggal di rumah kebun mereka, sementara Adit dan Nayla sudah berpindah ke kamar bawah karena kehamilan Nayla yang sudah semakin besar. Kedua kakak Adit pun sudah kembali ke kota masing-masing beberapa waktu lalu setelah mereka menghabiskan waktu bersama di rumah kebun selama satu pekan. “Ayah ke toko dulu. Ngurus toko Eyang dulu. Kakak di rumah aja ya, temenin Bunda sama adek bayi,” kata Adit saat anak sulungnya merajuk minta ikut. “Pingin ikut Ayah.” “Boleh. Tapi jangan hari ini ya. Ayah harus masuk workshop. Banyak debu di sana. Kakak kan lagi batuk.” Zahra tampak berpikir sejenak. “Ayah siang pulang ya.” “Iya. Ayah siang pulang insya Allah. Makan di rumah.” “Janji?”, Zahra mengulurkan jari kelingkingnya. “Insya Allah. Janji. Kalau sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN