One Fine Day

1785 Kata

Entah kenapa, Adit begitu suka memeluk Nayla hari itu. Di depan televisi, di dapur, ia kerap tiba-tiba memeluk istrinya itu. Membuat Nayla yang tak terbiasa dengan kontak fisik yang terlalu intens menjadi sedikit risih. “Kenapa sih pelit banget. Peluk aja gak boleh,” protes Adit. “Aku kan lagi masak, Mas. Mas Adit duduk aja sana. Nonton tivi atau apa kek, biar aku bisa cepet selesei. Lagian kalau ibu sama ayah tahu-tahu pulang kan malu.” “Cerewet,” Adit mendengus lalu menuju sofa di depan televisi dan merebahkan tubuhnya di sana. Tak lama, Adit kembali terlelap bahkan hingga Nayla selesai dengan pekerjaannya di dapur. Nayla yang mendapati suaminya tertidur hanya menggelengkan kepala. Ia sudah selesai menyiapkan makan siang mereka di atas meja makan. Perkakas masak yang tadi ia gunakan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN